Pernah gak kamu berpikir apa yah yang membedakan perempuan dengan laki-laki? mungkin banyak dari kita yang pernah berpikir seperti itu. dan ternyata yang membedakan perempuan dengan laki-laki terdapat pada otak nya. Jadi pada kali ini penulis akan membahas apa yang penulis baca pada buku The Female Brain.
Perkembangan Otak Perempuan
Tahap 1 (Anak-anak)
Ditahap ini pembentukan otak perempuan pada anak-anak sudah terbentuk. hal ini diperkuat ketika anak perempuan mulai membelai boneka, merawat nya dengan penuh kasih sayang bahkan menjadi agresif ketika boneka yang ia lindungi diganggu.
Anak-anak perempuan akan menilai seseorang dari ekspresi wajah, nada suara dan gestur tubuh. Ada sebuah eksperimen dimana sang anak akan tersenyum jika si ibu tersenyum dan menangis ketika si ibu memakai ekspresi datar. si anak akan memaknai ekspresi datar si ibu sebagai bentuk kesalahan yang ia lakukan.
Anak-anak perempuan juga akan mewarisi gen lebih dari ibu dan cenderung menghindari konflik.
Tahap 2 (Remaja)
Ditahap ini otak mereka akan memainkan drama, drama dan drama. ditahap remaja adalah awal krisis kepercayaan diri mereka. anak perempuan cenderung kurang percaya diri dan mereka ingin terlihat menarik di mata laki-laki. seorang anak perempuan akan habis-habisan melakukan diet hanya agar terlihat menarik.
Perempuan remaja juga akan mudah kesal dikarenakan kadar Progesteron dan Estrogen mereka rendah. Cara mereka bersenang-senang juga cukup unik yaitu dengan bermain-main dengan rambut, bergosip dan berbelanja.
Ditahap ini juga perempuan remaja akan mengalami haid mereka yang pertama. dan mereka cenderung mengambil keputusan dengan sangat cepat tanpa dipikir dalam jangka panjang. Sebuah penelitian menemukan usia 15 tahun seorang perempuan rentan terhadap depresi. Mereka juga bisa menjadi agresif dikarenakan pada tahap remaja hormon androgen meningkat (Hormon agresif laki-laki dan perempuan).
Tahap 3 (Dewasa)
Ditahap ini seorang perempuan dewasa akan memilih pasangan dimana pasangan nya itu bisa memberikan rasa aman, baik rasa aman dalam finansial maupun rasa aman untuk melindungi. dalam mencari pasangan perempuan dewasa akan melakukan penelitian tentang komitmen laki-laki yang akan menjadi pasangannya.
Ketika sedang jatuh cinta otak akan seperti kecanduan narkoba dimana akan merasakan obsesi, mabuk, dan haus akan perhatian. Sebuah eksperimen mengenai pelukan selama 20 detik ternyata bisa melepaskan hormon oksitosin pada perempuan. Tidak hanya pelukan beberapa hal seperti sentuhan, tatapan, interaksi emosianal juga bisa melepaskan hormon oksitosin.
Ketika sudah berpacaran hormon dopamin juga mulai menyurut pertanda rasa kecanduan sudah mulai berkurang. ketika putus dalam hubungan perempuan akan depresi sedangkan laki-laki 3 atau 4x lipat untuk bunuh diri.
Tahap 4 (Ketika menjadi seorang Ibu)
Perempuan akan mengalami serbuan oksitosin ketika menggendong bayi orang lain. Pada tahap ini seorang perempuan akan sangat mengingini seorang bayi dikarenakan sentuhan kulit halus dan wangi kepala bayi yang membangkingkatkan hormon oksitosin.
Ketika setelah melahirkan seorang bayi otak perempuan akan terprogram untuk melindungi bayi nya dan pada situasi seperti ini seorang perempuan akan terfokus pada kemampuan suami nya untuk menafkahi.
Seorang ibu juga akan merasakan kepanikan yang luar biasa ketika jauh dari bayi nya. Otak perempuan lebih peka terhadap nada suara, ekspresi wajah dan gestur tubuh sehingga seorang perempuan akan mudah menebak apakah laki-laki sedang berbohong atau tidak.
Otak perempuan akan sangat mudah mengingat momen emosional seperti kencan pertama.
Tahap 5 (Menopause)
Ini adalah tahap terakhir dari perubahan otak perempuan dimana pada tahap ini hormon esterogen dan oksitosin menurun drastis yang mengakibatkan seorang perempuan tidak lagi mengalami haid dan tidak begitu tertarik lagi dengan nuansa emosi seperti menyenangkan orang lain. semakin menua perempuan akan semakin sensitif. Hormon Testosteron nya juga berkurang 60% saat dari testosteron yang mereka miliki di usia 20 tahunan.
Fakta Unik Tentang Otak Perempuan
1. Otak perempuan berbakat dalam menilai ekspresi wajah, nada suara dan gestur tubuh
2. Ingatan perempuan lebih baik dalam nuansa emosional
3. Cenderung menghindari konflik
4. Wanita menggunakan kedua sisi otaknya sehingga terkadang sulit membedakan mana sebelah kanan dan sebelah kiri
5. Lebih unggul dalam hal multitasking dibandingkan pria
6. Wanita unggul dalam bidang bahasa dan ketrampilan lisan dibandingkan dengan pria
7. Wanita akan bercerita tentang masalah nya untuk melepaskan ganjalan dihati nya bukan untuk mencari kesimpulan ataupun penyelesaian.
Referensi
1. Louaan Brizendine, M.D. (2006). The Female Brain. (Meda Satrio, Terjemahan). Jakarta: Ufuk Press.
2. Allan, Barbara Pease. (2001). Why Men don't Listen and Women can't read maps. (Isma Badrawati, Terjemahan). Jakarta: Ufuk.
3. Alan J. Fridlund (1994). Human facial expression (1 ed.). San Diego: Academic Press. ISBN 978-0-12-267630-7.
Komentar
Posting Komentar